Thursday, March 2, 2017

Sepenggal Cerita dari Gunung Api Purba Nglanggeran


Dibalik beberapa pengalaman jalan-jalan saya, ada sebuah cerita perjalanan bersama sahabat-sahabat saya yang masih segar dalam ingatan. Jadi cerita perjalanan ini, saya lakukan bersama sahabat-sahabat terdekat saya selama kuliah di Jogja dulu. Saya berasal dari Jawa Timur, lantas memutuskan kuliah ke Jogja, perempuan, sendirian pula, kok rasanya sepi sekali.. Dan tak ayal teman-teman di bangku kuliah akhirnya menjelma menjadi seperti keluarga sendiri, merasa senasib-sepenanggungan, sama-sama anak rantau yang mencari ilmu ke kota yang jauh, kemana-mana bareng, kuliah bareng, bolos bareng, jalan-jalan bareng, nyari makan bareng, kalau punya gebetan ya saling support, seringnya nonton VCD/DVD (waktu itu) sewa dulu di rental film trus nonton bareng-bareng di kost saya. Walaupun kamar kost saya kecil, tapi kami berlima biasanya nyaman-nyaman saja berdesak-desakan disana buat nonton film. Tidak jarang kalau filmnya horor atau membosankan, dimulai dengan salah satu anggota, lama-lama semuanya pada ketiduran semua, belum lagi mbak yang bersih-bersih kost yang udah jadi bestfriend kita juga selalu kepo bukan hanya soal film tapi soal kehidupan sosial dan percintaan kami *halah
Biasanya kami nonton film setelah selesai kuliah siang, dan kemudian bagi tugas ada sebagian yang mampir dulu beli makan ayam geprek Bu Rum (cabe 7, pakai tomat, nggak pake terasi #ituaku) trus sebagian ada yang sewa film. Biasanya yang pada nitip makan itu selalu request paha atau dada ayam yang paling mont*k, dan tak lupa dengan nasi plus sayur porsi kuli yang herannya selalu habis kami libas! Hahaa.. Oh ya, kami adalah orang yang tidak pusing-pusing mikirin soal diet dan penampilan, kami apa adanya dan semua menjadi diri sendiri. Nah intinya itulah yang membuat kami nyaman sebagai sahabat satu sama lain. Tidak ada gengsi-gengsian diantara kami, terbuka dan saling dukung. I miss you guyss.. :*
Tepatnya saya lupa kapan, cuma pada saat itu kami sedang lengkap 5 personil dan semangat sedang merencanakan liburan sama-sama (tanpa pacar, tanpa gebetan), hanya berlima. Kami memutuskan mau mendaki bukit di Nglanggeran. Pada saat itu, itu adalah bukit yang hits (padahal belum musimnya instagram) buat dikunjungi. Walaupun pada saat itu musim hujan, kami tetap semangat 45 untuk bisa kesana, ya dengan cara bawa jas hujan dan payung buat jaga-jaga. Sampai disana ini kami foto dulu berlima sebelum start mendaki, cewek-cewek semua! Haha
Sesaat sebelum melakukan 'pendakian' ke Puncak Nglanggeran

Dan taraaa... ternyata benar perkiraan kami, sampai disana pun masih juga hujan rintik-rintik. Akhirnya tidak mau ambil resiko sampai puncak nanti baju basah kuyup, akhirnya kita berlima memutuskan untuk memakai jas hujan ketika mendaki. Wakakaka.. botil abissss...!! Banyak kejadian lucu selama perjalanan. Misalnya jas hujan salah satu sahabat kami ada yang berbunyi ‘srak srek srak srek’ kalau terkena gesekan dengan batu. Pokoknya berisik banget, wahaha! Dan medan untuk sampai ke puncak berat lho, kami harus melewati celah yang sangat sempit diantara dua bukit, belum naik naik tangga di celah tersebut, tangga yang licin kena air hujan, tubuh yang gak maksimal bergerak karena memakai jas hujan, wah pokoknya lengkap semua.
Ada sebuah batu besar di jalan sempit dan curam

Sampai di meeting point pertama kami memutuskan melepas jas hujan karena selain malah tambah gerah dan susah gerak, cuaca juga sedikit mendukung (nggak begitu gerimis). Jadilah kita menggulung jas hujan dulu dengan diiringi bunyi ‘srak srek’ diikuti gelak tawa dan cekakak-cekikik semua orang. Haduh.. haduh.. kocak! Setelah selesai, kita berfoto bersama dulu (pakai timer karena dulu belum musimnya tongsis. hha). Yeaayy.. semua orang bisa masuk frame.
Puncak Nglanggeran

Perjalanan dilanjutkan dan akhirnya sampai juga kita di puncak Nglanggeran (dulu disebut Gunung Api Purba, karena sekarang udah nggak aktif). Kita maksimalitas foto diatas sana, mulai dari gaya india-india-an, sampai gaya jadul pun kita lakoni. Haha. Semua tanpa malu dan menjaga image menunjukkan semua jurus dan kemampuan dalam mengeluarkan bakat terpendam ketika memunculkan gaya untuk difoto. Wahaha.. Tidak lupa kami bawa bekal untuk perjalanan ini. Dengan istirahat di sebuah gubuk disitu, berteduh dari guyuran rintik hujan, kami makan bekal kami sambil bercerita, tertawa-tawa, terkakak-kikik, berfoto bersama, semuanya..

Puncak Nglanggeran

Pemandangan menjelang sunset dari Puncak Nglanggeran

Sisi lain pemandangan Puncak Nglanggeran

Jika diingat lagi, jujur saya sangat kangen dengan momen-momen seperti itu. Saya tahu waktu tidak bisa diulang kembali, dan saya sangat bersyukur karena kami pernah membuat kenangan membahagiakan seperti ini. Yang berharga memang kenangannya, terbukti dari saya yang lupa sama sekali tepatnya ini tanggal berapa dan kapan, tapi saya tidak pernah lupa pengalamannya, apa yang kami lakukan, dan apa yang kami semua rasakan. Kami semua sangat bahagia.
Going home

Sekarang kami semua sudah lulus, sudah bekerja atau kuliah lagi, ada yang pindah dari Jogja. Menjalani takdirnya masing-masing, namun kami tidak pernah melupakan satu sama lain. Persahabatan kami tetap terjalin dengan baik, komunikasi tetap terjaga walaupun kami sudah terpisah provinsi dan bahkan pulau, kami tidak pernah melupakan persahabatan kami. Semoga kita bisa melakukan short trip seperti ini lagi di tahun-tahun mendatang. Karena saya sangat merindukan waktu kita bersama-sama liburan, botil, bercanda, dan semua ke-absurd-an yang kita lakukan. Hahhaa… Semoga kita segera bertemu lagi, lengkap, bersama, dan liburan, ya!




In story :
Nur Dina Fitriya (@n_dina_f)
Kelly Mayasari (@kakikukelly)
Lita Nala Fadhila (@litanala_fadhila)
Wakhyuning Ngarsih (@ngarso_hore)
Reny Pebriasari (@renypebriasari)

0 comments:

Post a Comment

Add Coments Below :