Wednesday, November 22, 2017

Pengalaman Pertama Nonton Moto GP di Sepang, Malaysia


Kali ini saya akan cerita pengalaman yang baru pertama kali saya alami : nonton Moto GP live di circuit! Dan karena Sepang adalah circuit yang paling dekat sama Indonesia, jadilah Sepang menjadi tujuan saya dalam menonton Moto GP secara live!

Seperti biasa cerita saya akan diawali dengan latar belakang ‘kok bisa saya nonton Moto GP’. Baiklah, alasan utama karena salah satu teman kerja saya adalah fans berat Legenda Moto GP : Valentino Rossi. Dan nonton Moto GP di Sepang adalah agenda rutinnya 3 tahun belakangan. Berawal dari ajakan itulah, akhirnya saya memutuskan ikut ke Sepang. Ya sebenarnya saya ini bukan penggemar berat Moto GP, nonton di TV aja kadang-kadang, sering ketinggalan acaranya, dan kalaupun lihat itupun kebetulan pas nyalain TV. He..He.. Nah karena ada temennya juga ke Sepang, saya mikirnya aman ajalah, orang ada temennya.

Sayangnya keputusan saya buat nonton Moto GP agak telat, jadilah official ticket yang dijual sama Sepang circuit udah sold out (yang Main Grandstand). Mau tidak mau, saya harus beli diluar tiket resmi, dan pilihan jatuh kepada Tiket(dot)com yang kala itu saya dapat 755rb kalau gak salah. Lebih awal beli di official sitenya tentu akan lebih murah karena dapet early bird. Oh iya, beli tiket di Tiket(dot)com aman kok, trusted, dan gak ribet (bukan promosi). Jadi dari rumah kita tinggal bawa print-print an tiket sama bawa KTP asli, nanti di circuit ada tempat penukaran tiketnya. So simple!

Saya berangkat Jum’at malam abis selesai kerja. Flight jam 9 nan malam terus nyampek KLIA2 bobok di bandara dulu.. Haha. backpacker macam saya ini penting untuk menghemat budget. Ok pagi harinya langsung naik Rapid KL atau SkyBus ya? Hmm.. lupa, antara dua itu lah.. Naik dari bandara (12 RM sekali jalan) ke Sepang Circuit. Tiketnya beli di loket yang ada di lantai 1 atau 2 ya? Hmmm.. lupa lagi. Haha.. mon maap

Nyampek di Sepang pagi harinya, saya takjub! Sungguh amaaazzinngg!! Keren parah! Macam tulisan Hollywood gitu nempel di perbukitan. Tapi ini tulisannya Sepang Circuit. Nih, saya kasih gambarnya.


Nah, tapi dari parkiran bus, orang-orang masih harus jalan lagi ke lokasi circuitnya, karena itu tadi hanyalah hamparan parkiran yang terpampang nyata gaesss. Jalannya lumayan jauh, agak menanjak di beberapa tempat, dan bikin melelahkan (maklum turis Indonesia kan jarang jalan kaki. Haha). Tujuan hari itu ke circuit tentu adalah nonton kualifikasi karena pertandingan yang sesungguhnya baru besok. Kalau saya sih sekalian mau menukarkan tiket. Penonton lumayan banyak hari itu, cuma ya belum penuuhh banget. Jadilah masih sempet foto-foto di beberapa spot foto. Oh ya, sebelum masuk circuit, kita akan disambut oleh banyaknya booth yang berderet, mulai dari Honda, Yamaha, Ducati, booth yang jual official merchandise, dan lain-lainnya, saya nggak hapal soalnya buanyak banget gaes! Dan tentu semua berhubungan dengan peralatan dan perlengkapan motor. Okelah saya mampir kesana-kesini seperti kutu loncat dari booth yang satu ke booth yang lain. Tak lupa saya mampir ke booth Honda dan dapet foto bareng sama… Dani Pedrosa!! Err...nggak ding… cuman standing posternya dia aja. Tapi rasanya udah senenggg! Haha.. dasar fans receh! :)



Setelah puas nonton dan mampir sana-sini, akhirnya saya memasuki arena akbar maha agung : circuit! Lebih tepatnya ya memang hanya di kursi penonton. Tapi tiket yang saya pilih, Main Grandstand adalah ‘hot seat’ menurut saya. Jadi kita bebas milih duduk dimana aja asalkan masih di Main Grandstand. Dan tentunya kita bebas pilih duduk didepan paddock bias-bias andalan masing-masing! Saya sih sebenarnya dukung Dani Pedrosa, tapi sayangnya tiket saya ini gak bisa masuk ke kursi penonton depan paddocknya Dani karena mereka punya tiket sendiri namanya : Marquez Tribune. Ya karena mereka satu manajemen Honda, jadilah Pedrosa ikut ‘terkurung’ dan memiliki tingkat eksklusifitas yang sama dengan Marquez. Jadilah saya duduk di depan paddocknya Rossi. Seneng juga sih, bisa lihat untuk pertama kalinya legenda juara Moto GP keluar masuk pit sambil sesekali menyapa penonton di tribune. Wuuuaaawww.. Suuper happy!!

Topi mahal *pinjem doang. wahaha

Teman seperjalanan saya pendukung Rossi semua, dan saya semacam jadi terasing di tengah-tengah tribunnya Rossi yang full warna kuning, haha.. Waktu itu saya pakai polo warna biru ngejreng. Gapapalah,, kan saya juga suka sama Rossi walaupun nggak punya baju warna kuning. Pokoknya saya ini netral, nggak garis keras banget jadi masih bisa fleksibel kesana-kemari.
Suporternya Rossi nih, niat banget ya :D

Ok, cukup dengan penjelasan tentang tribune dan rider yang didukung. Saatnya mengungkapkan bagaimana rasanya menonton Moto GP secara live? Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, akhirnya saya dapat merasakan langsung sensasi menonton Moto GP langsung di circuit, lihat jalannya, ngelihat iklan-iklan yang berderet macam Shell, dan lain-lain, lihat paddocks, dan yang terpenting : lihat rider dan motor-motornya! Okeh, pertama saya sampai di kursi penonton, sedang ada free practice Moto 2 atau Moto 3, saya agak lupa. Belum juga duduk, saya sudah mlongo dasyatt lihat rider yang lagi lewat. Kuennceeeeennnggg banget gaessss!! Sampai cuma kelihatan warna motornya aja, boro-boro lihat nomor motornya dan tahu itu siapa, nggak sempet! Mereka lewat didepan mata cuma sepersekian detik! Itupun dibarengi dengan suara knalpot super bising yang mirip sama bunyi pesawat yang lewat diatas kepala. Dan nggak cuma satu, ada banyak! Ya iyalah, kan mereka lagi balapan, nggak mungkin motor yang lewat cuma 1 biji doang. Hzzzt.. Hebatnya lagi, semua pertandingan di shoot dari darat dan udara. Fotografer darat itu udah banyak bertebaran dengan gear yang ngeri-ngeri semua. Pokoknya panjang lensa mereka itu udah kaya menaranya Rapunzel, panjang! Fotografer banyak dari luar negeri dengan kamera besar dan berat-berat itu mereka panggul. Wow.. hebat banget!! Belum lagi shoot dari udara dilakukan langsung pakai.. Helicopter! Gilak.. Amazingg!! Ini benar-benar pengalaman gila dan terkeren yang pernah saya alami! Berasa lagi diikut-sertakan dalam Hunger Games yang maha dasyat dan suuuperr megah!
Satu dari sekian banyak fotografer GP, ngeri kan kameranya

Belum lagi ternyata para rider ini kecepatannya kuenceng bangett!! Mungkin cuma sedetik mampir di indra penglihatan, abis itu cuma tinggal di indra pendengaran aja yaitu tinggal suaranya aja yang kedengeran, motornya udah nggak nampak. Nah, biar kalian pada tahu dimana cepetnya para rider ini balapan, sampai-sampai hampir gak ketangkep mata gerakannya, saya akan upload video di channel YouTube ku aja yah (cie!) ditonton ya gaess.. Jangan lupa subscribe *halah malah promosi. Haha.. Link menyusul ya gaes!


Jadi waktu kualifikasi, saya memang duduk di Main Grandstand di depan paddocknya Rossi pas. Jadi ya lumayan sering gitu lihat dia keluar masuk pit. Sedangkan Pedrosa, saya cuma bisa agak nengok ke kiri karena paddocknya agak di sebelah kiri paddocknya Rossi (dari sudut pandang penonton). Jadi cuma bisa ngelihat dia dari kejauhan keluar masuk pit, belum begitu deket. Hiks. Oh ya, saya mau jelaskan berapa jarak penonton sama jalan dan paddock para rider. Jadi bangku penonton deret paling depan itu ada pagar setinggi dada orang dewasa. Setelah itu ada semacam ‘parit’ di bawah. Ya sebenarnya jalan aspal gitu (kursi penonton berada lebih tinggi dari arena balap), jalan ini berfungsi untuk lalu lalang para petugas keamanan, kesehatan, fotografer dan teknisi lainnya di circuit. Jadi mereka bebas bergerak tanpa takut mengganggu race serta juga lebih aman juga untuk mereka. Karena setelah jalan ini, ada pagar lagi tapi super tinggi untuk mengamankan circuit. Kemudian barulah setelah pagar itu, lintasan race beraspal itu. Setelah lintasan race, ada pagar lagi, tapi tidak terlalu tinggi, kemudian ada semacam pit walk didepan paddock, barulah kemudian berdirilah bangunan paddock-paddock itu. Hadehh.. Jauh ya pemirsa. Tapi ya begitulah memang keadaannya, selain untuk keamanan penonton, juga untuk keamanan para rider juga. Jadi saya lihat, tapi ya ridernya itu pada kecil-keciiilll banget dah. Haha
Jadwal Malaysian GP 2017

Setelah babak kualifikasi selesai, akhirnya naik bus lagi balik KLIA2 untuk kemudian ganti naik kereta ke daerah Bukit Bintang : daerah saya menginap. Memang cukup jauh sama Sepang, tapi setidaknya di Bukit Bintang lebih rame, banyak makanan, dan hotelnya murah-murah (penting). Oke cerita nggak akan seru kalau saya ceritakan soal daily activity selama di Kuala Lumpur kan ya. Pokoknya intinya saya dan teman seperjalanan mainnya ke tempat-tempat mainstream kalau ke Kuala Lumpur, ya misalnya ke Batu Cave, pepotoan di Twin Tower, belanja oleh-oleh di Central Market, makan es krim di Alor, sama ke kawasan pertokoan di Bukit Bintang. Yakin, udah capek gaess.. Muteri Isetan, Fahrenheit, H & M, Uniqlo, dan Sephoraaa gaess.. *kemudian kantong jebol*. Kalau saya sih sukanya nyobain tester yang buanyak macemnya itu, udah abis gitu keluar. Wkwkwk.. Gratis dan menor? Bisa banget!

Pokoknya intinya di Bukit Bintang buanyak banget mall dan pertokoan, terus makanan favorit saya itu kebab ayam murah (6RM) deket hotel yang mana penjualnya itu guanteng-guanteng banget dah! Bule arab mirip Zayn Malik semua gitu wes. Dan itu semua karyawannya, bukan cuma sebiji doang. Bahkan, penjual jus buah disebelahnya pun ajaibnya juga guanteng dan arab banget! Hadehh.. Nggak bakal bosen nongkrong disana gaess..

Cukup dengan daily activity karena itu terlalu mainstream dan gak menarik. Dan tujuan saya menulis artikel ini adalah karena ingin menghighligt pengalaman pertama nonton Moto GP di Circuit Sepang. Baiklah hari H telah tiba, saatnya nonton Moto GP. Saya dan teman-teman ikut bus anak Kaskus (berbayar, booking dulu). Jadi sepaket pulang pergi bookingnya. Sampai Sepang, jalan masuk ke bangku penonton (kali ini nggak usah pake mampir-mampir booth). Daann.. Saya duduk lagi di depan paddocknya Rossi (sama kaya tempat kemaren). Race GP itu sore gaess.. Tapi kami udah dari pagi disana. Jadi nonton Moto 2 sama Moto 3 dulu. Sebelum tiba saatnya Moto GP, saya pengen banget lihat langsung start race di starting linenya. Karena waktu itu Pedrosa start nomor 1, pengen lihat yakaann?? Tapi temen-temen saya nggak ada yang pada mau geser ke tribune depan starting line. Jadilah saya berjalan seorang diri ke tribune depan starting line. Ya berani nggak berani sih. Tapi kalau nggak berani, maka perjalanan saya ke Sepang ini akan sia-sia belaka *ceilah!


Booth VR 46 di Sepang Circuit

Berbekal keberanian bercampur kenekatan ini, sampailah saya di titik pantau utama buat lihat Pedrosa. Pokoknya ‘hot seat’ banget dah.. Soalnya kalau kepala ditarik garis lurus itu udah deh, Pedrosa disitu tuh, aaakkkk!! I’m soooo exciting gaesss!! Dan beneran, Pedrosa dateng sama teamnya, mereka prepare, dan saya bisa lihat Pedrosa copot helm pakai topi, trus pakai helm lagi, aaaaaakk!! That was an insane feeling ever!!

Dani Pedrosa & Valentino Rossi

Hal yang lebih seru lagi, sebelum race Moto GP, udara di circuit itu puanaaasss bangettt gaess! Gerah dan panas campur jadi satu. Nggak lama sebelum race start, hujan duereeesss banget. Dan waktu race dimulai itu ujannya tinggal gerimis rintik-rintik. Saya bayangin nantinya race bakal seru, intens, dan banyak intrik. Ok 3..2..1.. GOOOO…!! Akhirnya race dimulai gaess!! Saya udah bisa ngapalin mana Pedrosa, mana Marquez (biar gak kebalik ndukungnya). Bahkan saya udah jago dongg lihat nomor 26 yang terpampang nyata didepan motor Repsol Hondanya Pedrosa. Aaaahh.. loveeee~~

Starting GP : Dani Pedrosa
Selama nonton langsung, race itu rasanya cepeett banget. Tiba-tiba aja udah 3 laps to go. Walah-walah, kayaknya mereka baru lewat berapa kali gitu? Tiba-tiba aja udah last lap. Dan hasilnya Pedrosa finish nomor 5 dan Rossi nomor 7 di #MalaysianGP 2017 ini. Ya sedikit kecewa, tapi katanya kalau hujan gini yang paling jago ya motornya Ducati. Well, congratulations for the champions. Pokoknya kalian semua juarak! Kemudian tanpa aba-aba, tiba-tiba pihak keamanan memutuskan untuk membuka pintu gerbang tribune penonton. Saya yang hanya berjarak 1-2 meter dari pintu gerbang cuma bisa melongo, bingung harus ngapain : apakah turun ke lintasan race demi melihat podium dengan lebih jelas, atau tetap ditempat. Dan sedetik kebingungan saya ini, semua penonton sudah pada tumpah ruah menuju gerbang itu, bahkan ada yang langsung saja melompat dari pagar. Beneran, kaya suporter bola yang ganas beringas dikasih ketemu biasnya. Akhirnya saya lari keatas tribune bangku penonton sambil teriak-teriak : “move, no, please, I want go up there, please move, excuse me!!” sambil panik. Gimana nggak, penonton udah kaya kawanan Wildebeest yang lagi migrasi. Saya takut gepeng terlindas suporter yang heboh. Fiuhh.. menyeramkan!
Beginilah penampakan 'gerombolan' suporter yang turun ke arena balap : NGERI!

Dan begitulah cerita pengalaman saya menonton race Moto GP secara langsung. Oh iya, ada satu cerita lagi : yaitu waktu pulang ke Bukit Bintang naik bus Kaskus lagi. Kan ceritanya saya kepisah nih sama temen-temen saya. Mereka lagi 'turun ke jalan' *bukan demo*, tapi ke lintasan race karena gate nya tadi dibuka, sedangkan saya enggak. Akhirnya saya jalan-jalan sendiri aja ngeloyor kesana-kemari, mampir booth nya Repsol / Honda lagi, foto-foto sama posternya Pedrosa. Sekira udah cukup, saya langsung jalan ke meeting point tempat kami janjian ketemu. FYI, bus Kaskus ini ontime banget gaess.. jadi telat dikit bakal langsung ditinggal dan hal ini berlaku pulang dan pergi. Jadi kalau gak ada di tempat dengan waktu yang ditentukan, yaudah ditinggal walaupun udah bayar. Berbekal pemahaman ini, saya takut ketinggalan dong.. Tapi masalahnya, saya gak ketemu temen-temen saya di gerbang tempat meeting point. Beberapa lama saya tunggu, mereka gak nongol juga. Mana waktu itu internet gak ada yang jalan, jaringan "X" semua pokoknya. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi sendiri langsung ke meeting point bus Kaskus yang ternyata : JAUUUHHH BUAAANNGEEETTT WOOOYYY...!! Gilak.. ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya, saya lari kaya orang kesetanan. Mana harus nyebrang jalan raya super lebar dan gedhe 2 kali. Abis gitu masih lari mungkin hampir 1KM deh. Kalau ditotal ya mungkin 3KM lah kalau dari circuit bisa kurang bisa lebih. Pokoknya itu adalah hari lari sedunia bagi saya. Dulu aja waktu SMA saya paling buenci olahraga lari, kalau bisa menghindar ya tentu menghindari olahraga lari lah, mlipir ke perumahan siapalah itu, atau seringnya sih nerabas alias potong jalan, nyari shortcut gitu lho gaess,, biar jarak larinya lebih pendek. Nah dalam kasus ini, kalau nggak lari, saya akan ketinggalan -seorang diri- di Malaysia. Oke pikiran yang sangat HOROR! Jadi mau gak mau saya lari kaya cheetah yang lagi nguber Wildebeest. Sampai suatu ketika handphone saya jatuh terlempar saking tangan gak bisa pegangin karena waktu itu saya bawa banyak barang. Haaahhh.. benar-benar pengalaman tergila dan tercapek selama hidup! Lari kaya orang kesetanan di Negara Tetangga! Oke sip! Untungnya busnya belum pergi, masih ada cuma emang sih udah maju beberapa meter dari starting point *busnya jalan pelan-pelan beberapa meter tiap beberapa menit*. Saya berhasil masuk bus pemirsa! Dan kedua teman saya ternyata masih belum ada di bus. Tapi beberapa menit kemudian akhirnya mereka muncul. Dan sepanjang perjalanan Sepang-Bukit Bintang saya habiskan untuk.. tidur! Hampir sejam lebih. Capek luar biasa gaess.. lari dari masalah dan lari dalam artian sebenarnya ternyata sama-sama melelahkan~


Jarak penonton ke starting / finish line, dekeet banget kan
Kalau ditanya ‘tahun depan bakalan ke Sepang lagi nggak buat nonton Moto GP?’ kemungkinan jawabannya sih ‘iya’. Cuma, cuma…. Saya ini amat sangat penakut kalau masalah terbang pakai pesawat!! Ini salah satu phobia yang bikin saya terbelakang. Hadehh… Bahkan ya, untuk menyiasati ketakutan saya ini, berangkat dan pulang naik pesawat ini saya minum Antimo. Waktu berangkat nggak manjur sama sekali karena saya tetap gak bisa tidur! Semua turbulensi kerasa lahir batin. Namun waktu pulangnya untung Antimonya manjur, jadi saya bisa tidur walaupun kadang ngerasain goncangan dan getaran turbulensi, tapi gak sampai bikin bangun dan parno sendiri. Bayangin aja gaess,, 2 jam 30 menit nggak ngapa-ngapain selain duduk manis dan merasakan turbulensi pesawat. Anyone? Kalau saya sih paling nggak suka bagian naik pesawat waktu jalan-jalan. Yaa walaupun bagian ngeluarin duit nggak enak juga sih. haha




Tips nonton Moto GP di Sepang :
  1. Bawa dan minum Antimo untuk di pesawat dan perjalanan
  2. Bawa jas hujan plastik *banyak dijual di Ind*maret-Ind*maret kesayangan Anda
  3. Bawa payung lipat
  4. Bawa minum dalam botol kecil dan roti *press* buat bekal di circuit karena disana makanan mahal-mahal semua
  5. Bawa penutup telinga! Karena headset aja udah nggak ngatasi suara bisingnya. Bisa-bisa kamu budheg. Atau biasanya sih ngomong lebih kenceng dari biasanya bahkan setelah selesai nonton race! haha
  6. Bawa kipas dan pakai baju yang menyerap keringat
  7. Bawa bolpen dan kertas, siapa tahu temenmu minta dikirimi tulisan ‘yuk nonton di Sepang’
  8. Pakai sepatu / sandal yang nyaman buat traveling, modis/keren nomor sekian yang penting nyaman dulu


Kayaknya itu dulu deh tips-tipsnya gaes. Tips ini saya dapat berdasarkan dari pengalaman saya sendiri selama nonton disana. Nanti kalau ada tips tambahan, biar nanti saya tambahi. Nah, kalau kalian, apa hal yang paling nggak disukai selama jalan-jalan? Oh ya, udah pada pernah nonton Moto GP secara langsung belum? Di circuit mana? Share yuk! :)













Thursday, November 9, 2017

Tipe-tipe Backpacker, Kamu Tipe yang Mana?


Ada tiga tipe orang ketika melakukan perjalanan traveling secara backpacker. Ini bukan masalah bawa koper atau ransel. Tapi kebanyakan orang yang traveling dengan cara backpacker alias nggak ikut jasa paket tour jarang memiliki itinerary yang strict banget. Paling-paling ya mentok booking hotel, tiket pesawat atau tiket kereta. Selebihnya ya ‘kita lihat aja ntar disana’. Alasannya bermacam-macam, ya pengen lebih santai dan fleksibel, bisa lebih puas menghabiskan dan menikmati waktu di satu tempat, nggak keburu-buru, dan lain sebagainya. Selain itu juga suka dengan kejutan-kejutan yang bisa saja muncul dan tidak terduga selama di perjalanan.



Masalahnya adalah, ada juga seseorang yang perfeksionis namun tetap ingin bepergian dengan cara backpacker. Nah, ini adalah sebuah tantangan tersendiri. Baiklah, menurut hal tersebut, saya menyimpulkan ada tiga tipe orang yang bepergian dengan cara backpacker, yaitu :

1. Backpacker santai



Backpacker santai adalah seseorang yang melakukan perjalanan wisata ke suatu tempat atau daerah baru dengan tidak memikirkan dan membuat itinerary sama sekali sebelumnya. Orang dengan tipe ini sangat menyukai tantangan dan menyukai hal-hal baru yang bisa saja ditemui. Tidak ada itinerary khusus hari ini harus kemana, jam berapa sampai jam berapa, let it flow aja kaya angin yang bertiup di pepohonan. Halah

Banyak alasan mengapa seseorang melakukan backpacker dengan cara ini, seperti misalnya tidak ingin terikat dengan itinerary, tidak sempat membuat itinerary karena jadwal sibuk bekerja maupun jadwal bepergian yang sudah mepet. Apapun alasannya, orang dengan tipe backpacker sepenuhnya ini sangat easy going. Jadi kamu yang heboh pengen kesana-kesini di suatu tempat baru sebaiknya jangan mengikuti orang dengan tipe backpacker yang sangat santai ini.

2. Backpacker Beritinerary



Tipe orang kedua adalah orang yang backpacker namun tidak menolak itinerary. Selain itu, orang tersebut sangat prinsipil, perfeksionis, dan ekonomis digabungkan jadi satu. Nah kan horor. Tipe orang ekonomis tentu menyukai segala sesuatu yang berbau hemat, iya dong. Nah orang tipe ini biasanya sempat nggak sempat, harus sempat untuk membuat itinenary sebelum bepergian, browsing dan searching kesana-kemari untuk menemukan lokasi-lokasi strategis untuk tempat makan murah, booking hotel murah, booking pesawat dan kereta di tanggal berapa yang bisa banyak diskon, dan lain sebagainya.
Hal yang memusingkan adalah apabila dia bepergian dengan seseorang yg santai terhadap waktu dan destinasi. Dijamin pasti akan kacau balau. Dimana yang satu terburu-buru harus ngikutin itinerary jadwal jam-jam yang udah disusun, satunya lagi pengen menikmati suasana. Yaa.. gak bisa.


Tipe orang kedua bisa disebut juga sebagai tipe bepergian study tour (mirip jaman SMP / SMA) yang strict banget sama waktu. Yak, pukul 12.00 tepat harus makan siang di bla bla, kemudian jam 13.00 - 14.30 harus di bla bla bla. Hahaa.. Pusing deh

3. Backpacker Beritinerary dan Fleksibel



Tipe ketiga adalah tipe orang backpacker yang tidak ikut jasa tour, alias booking tiket-tiket transportasi dan hotel, dan masuk wisata sendiri, dan tidak menolak untuk membuat itinerary, namun jauh lebih fleksibel terhadap jadwal itinerary tersebut.

Tidak ada salahnya booking murah tiket perjalanan jauh-jauh hari, toh sisa waktu bisa digunakan untuk menabung dan browsing tempat-tempat yang ingin dikunjungi. Awalnya orang dengan tipe ini membuat itinerary mirip dengan tipe nomor dua, hari pertama pagi sampai siang ke tempat bla bla bla, dan seterusnya. Bedanya adalah apabila di perjalanan menemukan tempat baru, atau tempat makan baru yang asing tapi ingin dicoba, maka orang ini tidak akan segan untuk berbelok dan berhenti di tempat tersebut. Dengan kata lain, melenceng dari jadwal itinerary yang sudah disusun sebelumnya. Untuk waktu, tipe backpacker ketiga ini tidak terlalu strict dengan waktu asal tidak keterlaluan. Maksudnya melencengnya siang sampai sore pas sunset begitu ya mending potong salah satu destinasi wisata di itinerary saja daripada tetap memaksakan kesana.



Dari ketiga kriteria diatas, kebetulan saya adalah tipe orang dengan tipe backpacker nomor 3 (backpacker beritinerary dan fleksibel). Jadi pernah suatu ketika saya sudah membuat rencana perjalanan setelah menonton pertunjukan Tari Barong di daerah Batu Bulan, Bali kemudian ingin langsung menuju ke Desa Penglipuran di Bangli. Siapa sangka di jalan saya melewati sebuah Pura yang sangat indah dan besar bernama Pura Puseh Batuan. Tanpa pikir panjang, saya langsung belok ke Pura ini dan menyempatkan beberapa waktu disana. Lebih enak bepergian dengan orang dengan tipe backpacker ketiga ini lho, jadi tidak terlalu strict seperti study tour, namun juga tetap memiliki pandangan dan tujuan destinasi ingin kemana saja *sorry ini murni opini, bukan promosi diri sendiri. haha



Bisa dimaklumi apabila bepergian ke suatu wilayah atau tempat baru yang belum pernah dikunjungi sebelumnya, kita selalu berpandangan untuk sebisa mungkin dapat melihat, syukur-syukur menjelajah tempat-tempat baru tersebut. Karena ‘mumpung udah disini’, ‘jarang-jarang bisa kesini lagi, dan alasan-alasan yang lainnya. Masuk akal sih menurut saya. Tapi ya itu tadi, kalau bisa jangan ketat-ketat kaya celana senam itinerary study tour. Gak apa-apalah sesekali dapat tempat makan yang mahal, asal enak dan memang high recommend dari orang atau internet. Nggak ada salahnya mencoba hal baru kan?
Nah kalau kamu, tipe backpacker yang mana? Share yuk!