Monday, October 16, 2017

Beda Poni, Beda Rasa!


Akhir-akhir dunia saya sedang teralihkan oleh paras beberapa Oppa tamvan Korea (memangnya pernah tidak? haha) Eh tapi yang ini beda. Bedanya apa? Bedanya kali ini saya sedang tergila-gila dengan karakter, dan tentu saja ketampanan bukan hanya dari main lead, tapi second lead juga! Dan ada satu persamaan diantara semuanya, yaitu sampai saat saya menulis artikel ini, dramanya masih ongoing alias belum selesai. Eh ada satu yang sudah selesai, tapi saya belum tamat aja nontonnya, jadilah masih ongoing juga. Hahaha..

Oke baiklah tanpa perlu berlama-lama lagi, saya akan beberkan dan kupas tuntas apa saja drama-drama itu. Dramanya sih ada 4 : School 2017, Temperature of Love, Hospital Ship, dan Fight for My Way.


School 2017
Hayo siapa disini yang nggak keok sama pesonanya Hyun Tae Woon? Ayok ngaku cepet! Nggak ada? Nggak ada kan ya. Lagian siapa sih yang bisa menolak pesonanya Hyun Tae Woon di School 2017?? Aigooo… Kim Jung Hyun sukses membawakan karakter Hyun Tae Woon yang walaupun anak konglomerat tapi sedikit bengal dan susah diatur gitu. Jujur sedikit keinget sama sosoknya Choi Young Do di The Heirs, mirip-mirip begitu karakternya. Bedanya kalau Young Do second lead, Tae Woon ini main lead.

Bagi yang belum sadar juga, Jung Hyun ini pernah main jadi adiknya Pyo Na Ri di Jealousy Incarnate. Ada yang inget wajahnya? Yap, beeeedaaaaaa banget sama Tae Woon? Di Jealousy Incarnate sungguh saya sangat kurang tertarik untuk melirik adiknya Pyo Na Ri yang masih SMA ini. Tapi kenapa waktu dia jadi anak bengal SMA di School 2017, mata saya tidak bisa terlepas dari sosoknya? Whhyyyy?? Kenapa ya bisa gitu?

Saya coba mengulik dan menanyakan pada hati saya yang terdalam, dan ternyata jawabannya cukup simple : PONI. Yap! Perubahan poni ini ternyata ngaruh besaaaarrr banget! Memang terlihat sepele, tapi efeknya sangat luar biasa diluar dugaan. Bisa membawa karakter dan wibawa seseorang naik level drastis. Nggak percaya? Coba lihat kedua perbedaan gambar berikut ini, mana yang lebih kalian sukai, girls?

Terbukti bukan, kalian lebih menyukai Babang Tae Woon yang berponi daripada sosok adiknya Pyo Na Ri yang culun begitu? Hehe.. Tapi selain poni, sebenarnya peran juga ngaruh besar sih (ya iyalah). Emang siapa sih yang mau lama-lama ngelirik additional cast? Pasti semua mata dan hati lebih terfokus sama main lead, atau geser dikit ke second lead laaah..

Oke, saya akan sedikit mengutarakan alasan mengapa saya tergila-gila dengan sosok Hyun Tae Woon. Dan saya berani beberkan disini, bahwa saya sampai ikut mini giveaway yang diadain IG-nya kdramafanss & supported by Teh Erry Andriyati yang memberikan bantal bergambar Babang Tae Woon secara cuma-cuma kepada tiga orang pemenang. Entahlah saya menang atau ndak, yang jelas sudah usaha, walaupun yang ikut sekarang sudah ratusan, kaya saingan ujian CPNS aja cuy. *update : akhirnya saya nggak menang. hahaha!

Oke balik lagi ke alasan kenapa saya bisa bisa tergila-gila sama Hyun Tae Woon? Duhh.. masak harus dijelasin lagi sih gaess? Kan udah jelas banget gimana macho-nya dia (walaupun berponi), dalam semua aksi, tindakan, perkataan, perbuatan, dan bahkan badannya! Ahaha. Siapa disini yang masih ingat adegan waktu Ra Eun Ho ngintipin Tae Woon yang lagi basuh-basuh di pancuran abis olahraga? Ya ini dilakukan karena Eun Ho curiga dan ingin membuktikan Tae Woon itu si “X” apa bukan lewat salah satu luka di badannya. Di adegan itu Tae Woon membeberkan secara terang-terangan setiap lekuk dan kelok delapan abs-nya. OH-MY-LIFE! Sudah jelas apa yang terjadi sama saya waktu itu, tentu jejeritan nggak jelas dan lemes! Aku ini hanya makhluk lemah kalau ditunjukin yang begituan..
Emang kuat dikasi yang beginian, girls?

Trus waktu Tae Woon melakukan aksi “lock hug” ke Eun Ho. Ealaaahh.. Bisa-bisanya dia melakukan modifikasi pelukan macam begitu, ha? Nggak habis akal beneran deh di babang tamvan satu ini. Oh, satu lagi scene waktu Tae Woon mau marah besar sama Kim Hee Chan yang udah ngedorong-dorong Eun Ho sampek Eun Ho luka-luka. Disana Babang Tae Woon kelihatan banget ngeluarin emosinya dan pengen murka luar biasa. Aaaakk… actingnya bagusss bangett!! *luluh. Tae Woon udah mau nonjok si Hee Chan, tapi ini.. ini.. yang indah itu, waktu si Eun Ho menahan Tae Woon yang mau nonjok Hee Chan. Hmm.. tapi aku curiga ini sekaligus cuma modusnya Eun Ho biar bisa “nge-back hug-in” Babang Tae Woon. Wihihihiii..

Drama ini tuh kabarnya gak ada adegan poppo nya sama sekali *ah.. kecewa, kan padahal pengen lihat babang Tae Woon poppo sama Eun Ho >,<
Tapi hebatnya walaupun tanpa adegan poppo sekalipun, drama ini tuh tetep bagusss..! Dan bikin baper luar biasa! Itu yang hebat, drama School emang gak pernah mengecewakan para penggemarnya, hehe.. tul gak?

Temperature of Love

Satu lagi khasiat dan sihir dari efek pergantian poni yang berpengaruh banget. Siapa lagi kalau bukan Babang On Jung Sung di Temperature of Love? Siapa yang gak ingat Yang Se Jong Oppa pernah main jadi second lead jadi dokter Do In Bum di Romantic Doctor Teacher Kim? Tuh kaaann.. beda poni tuh beda rasa. Nah yang bikin beda lagi tentu karena di Temperature of Love ini Babang Se Jong jadi main lead.

Banyak faktor yang bikin klepek-klepek sama pesonanya Babang On Jung Sun ini. Diantaranya adalah di drama Temperature of Love ini dia tegas banget, berani banget, dan berprinsip banget. Suka ya suka, “yaudah Aku katakan saja sekarang, Aku tembak sekarang aja, Aku ajak jadian aja sekarang.” Semua dalam satu waktu. Hoel, jinja daebak!! Dan dia mengutarakan itu semua tanpa keraguan, tanpa cekakak-cekikik, daaan ditambah dengan efek-efek rambut basah abis kena guyuran hujan. Siapaaaa.. Siapaaa coba tebak yang gak luluh dikasih pandangan dan kata-kata menghunjam jantung begitu?? Ya cuma Lee Hyun Soo Unnie aja yang gak mempan dikasih jurus begitu. Gilak kuat banget pertahanannya si Unnie ini, nggak kalah daebak! Bisa nolak makhluk tampan level tinggi begitu. Hahaha

Setelah itu, penonton cewek yang masih lemas ini sudah disuguhi adegan poppo di kereta api yang sungguh.. bikin bapernya jadi seminggu penuh! Terbukti kan betapa kehebatan perubahan poni ini mampu membolak-balikkan hati kita para fangirl yang lemah. Hahaha. Sewaktu jadi dokter Do In Bum, poninya tuh nggak begini ya kan gaess? Poninya itu kesamping gitu, sekarang kan jadi dimajuin semua, dan jadilah dia kelihatan lebih charming, dan lebih muda juga. Menurutku pemilihan outfit atau baju juga berpengaruh. Di drama ini kan dia jadi chef, bajunya itu dipilih kemeja-kemeja yang slim-fit ke badannya gitu, untuk menambah auranya biar jadi level 100. Haha

Alasan utama, ya karena dia di drama ini berperan jadi main lead, sehingga dia menjadi urutan nomor satu yang harus di scan dan dinilai terlebih dulu. Namun ternyata dia lolos dengan hasil summa cumlaude! Wahaha. Alasan lain, karena dari segi karakter yang dia peranin sih, kuat banget perannya. Trus dari segi cerita dari writer-nim juga tentu ngaruh. Kalau orangnya ganteng, karakternya kuat, tapi ceritanya dibawah ekspektasi ya jadinya mungkin kaya Bride of Water God kali ya *eh

Hospital Ship


Kali ini Saya nggak akan membahas poni, melainkan fokus ke pembahasan second lead. Ya, di drama ini saya nggak begitu suka sama main leadnya : Kwak Hyun, melainkan lebih menyukai second leadnya : Kim Jae Gul. Lebih surprisenya lagi, ternyata saya juga gak suka-suka amat saya main lead ceweknya : Song Eun Jae. Wah, apa-apaan ini? Jadi saya nonton karena apa?? Mungkin alasan utama karena ceritanya. Saya suka ceritanya, apalagi drama tema medical dan dokter-dokter gitu kan udah agak jarang, jadi saya kangen aja nonton drama medical. Sejujurnya nggak begitu suka juga sama karakternya Eun Jae, dan Kwak Hyun-nya juga biasa aja. Ganteng sih, tapi.. tidak menimbulkan getaran hebat *apalah. Hingga saya dipertemukan dengan Babang Kim Jae Gul (diperanin sama Lee Seo Won) yang semakin hari, semakin lama, kok jadi semakin ganteng nggak ketulungan begitu ya! Dan sejak saya menyadari hal itu, jadilah mata saya tidak bisa teralihkan dari Jae Gul, bahkan tidak juga ke Min Hyuk-nya CNBlue.


Dari segi poni dan penampilan biasa aja sebenarnya, bahkan karakternya pun bisa dibilang biasa aja. Tapi entah kenapa ketika ada adegan yang memunculkan dia, jantung ini jadi tambah berdebar-bedar tak keruan, dan mata itu gak mau lepas lihatin dia terus! Lihatin dia ngomong, bertindak, dan beraksi sebagai dokter akupuntur. Haha.. memang karakternya sedikit unik, tapi dia mampu memerankannya dengan cukup baik. Well, bravo Oppa!

Fight for My Way
Drama ini sebenarnya sudah finish saya tonton, jadi sebenarnya tidak termasuk dalam list ongoing yang tadi saya sebutkan. Tapi walaupun dramanya udah selesai saya tonton, tapi kenapa ya wajahnya Ko Dong Man masih terbayang-bayang hingga sekarang? Perasaan apakah ini Ya Tuhan??

Siapa yang setuju Ko Dong Man di Fight for My Way itu manly banget? Dari segi cerita juga saya seneng banget karena mengambil cerita sahabatan trus jadi cinta. Ya memang cukup klise, tapi cerita klise itu masih sukses bikin saya baper berkepanjangan. Hingga drama ini bisa saya selesaikan dalam 3 hari saja! Saking cinta dan bapernya saya sama Ko Dong Man yang lucu, dan charming, dan badannya OH-MY… kebayang gak sih di-hug Ko Dong Man?? Aaigoooo..

Saya nonton drama ini setelah sebelumnya nonton filmnya dia sama Kang Ha Neul berjudul Midnight Runners. Ini dramanya lucu kocak, dan Park Seo Joon keren banget di drama ini : manly, solid, loyal, bertanggung jawab, macho, manly, abs-nya kelihatan banyak dan menggoda *wahaha. Ah semua pokoknya! Nonton kalau belum nonton, recommended! Balik ke drama Fight for My Way, dari segi penampilan, Ko Dong Man ini juga biasa aja, poninya yang belah tengah/samping gitu, biasa aja. Bahkan bajunya pun dia sering mengenakan celana training olahraga warna hijau kemana-mana. Tapi herannya, kok ya tetep ganteng gitu lho, heran ah!

Nah, itu dia beberapa Oppa tamvan Korea yang akhir-akhir hobi mengacak-acak hati dan mencuri hati saya kemana-mana. Sat ini merekalah yang sedang menduduki posisi most wanted oppa versi saya. Untuk posisi berikutnya, saya masih bisa menempatkan Nam Joo Hyuk sang Habaek Dewa Air, serta Lee Jong Suk, jaksa yang doyan selfie tapi tetep ganteng itu kedalam list yang musti ada di hati ini. Oh ya, kedua babang tamvan berikutnya ini juga memiliki poni belah tengah/samping. Jadi mungkin itu sebabnya mereka belum bisa menjajah dan membuat getar-getar yang begitu berarti. Hahaha! >,<


Bonus gambar bikin kejang-kejang part II

Kalau kamu, suka poni babang tamvan yang gimana? Pilih diantara 2 team berikut ini : #TeamPoniDepan #TeamPoniBelahTengah










Tuesday, October 3, 2017

10 Perbedaan The Scorch Trials Versi Film dengan Novel



Film ini adalah salah satu film yang sudah lama saya tunggu-tunggu kehadirannya, karena kebetulan saya sudah baca keempat seri novel The Maze Runner karya James Dashner ini. Oh ya kalau pengen tahu apa aja judul novelnya, ini dia novel best seller karya James Dashner tersebut.
  1. The Maze Runner
  2. The Scorch Trials
  3. The The Death Cure
  4. The Kill Order
  5. The Fever Code

Ah ya kebetulan saya belum sempat baca seri kelima novel ini yang berjudul The Fever Code. Nah kali saya akan membahas perbedaan-perbedaan yang ada di film dengan buku kedua yang berjudul The Scorch Trials ini. Karena bagi seseorang yang sudah baca bukunya, kemudian nonton filmnya, pasti 'gatel' pengen sharing semua 'keganjilan-keganjilan' dan perbedaan tersebut.
Secara keseluruhan, film kedua ini tidak begitu mirip dengan novelnya. Terdapat beberapa 'penyimpangan' adegan dan cerita. Sehingga sewaktu teman saya bertanya, "habis ini mereka kemana, apa yang terjadi?" terus terang saya tidak bisa menjawab walau sudah membaca novelnya sebanyak 2 kali.
Ya, banyak adegan tambahan maupun pengganti yang tidak sama dengan yang diceritakan dalam novelnya. Berikut ini adalah beberapa perbedaan versi buku dengan film yang telah berhasil saya rangkum sejauh ini.

1. Markas Wicked yang 'menyandera' orang-orang muda, dan Thomas dkk harus melarikan diri dari sana. Dalam novel, tidak ada adegan lari-lari dan kejar-kejaran sama security Wicked seperti itu, mereka dipersilahkan memutuskan apakah mau melewati "Flat Trans" atas kemauan sendiri atau tidak.

Adegan kejar-kejaran di markas Wicked, Teresa ikut juga?

2. Di buku diceritakan bahwa Teresa sudah tidak bersama rombongan Thomas dkk sejak awal mereka turun dari helikopter yang mengangkut mereka dari percobaan lokasi Maze. Di film Teresa ikut melarikan diri bersama, makan minum bersama mereka, bahkan berpetualang ke gurun bersama Thomas dan teman-temannya.

3. Di film mereka juga tidak diceritakan berjalan di lorong bawah tanah yang panjang dan gelap serta menghadapi monster 'pemakan kepala' sebelum mencapai gurun yang panasnya luar biasa. Padahal di buku diceritakan secara detail dan mengerikan.

4. Sebelum Min Ho tersambar petir, dalam novel diceritakan Thomas bertemu dan berbicara dengan seorang laki-laki tua yang terbaring di gurun sendirian dan menyuruh mereka pergi lari sebelum semuanya terlambat. Di film ini tidak digambarkan cerita ini sama sekali.

5. Jorge di buku dan di film juga berbeda. Melalui buku, saya memperoleh imajinasi bahwa Jorge adalah semacam pemuda berandalan yang memimpin segerombolan survival reruntuhan Kota Scorch. Tapi di film, Jorge tampak sudah berumur dan dewasa. Tapi saya puas dengan pemain Brenda. Ya seperti itulah dia dalam buku, kecuali, di buku Brenda lebih agresif sama Thomas. hehe *ehem

Brenda dan Jorge

6. Sedikit shock dengan kemunculan crank-crank yang ada di film. Sepintas mirip zombie di film World War Z atau I'm Legend, dimana di film-film tersebut zombie nya agresif banget! Exactly same! Tapi di novel diceritakan crank-nya masih bisa berbicara *ya walaupun omongannya ngawur seperti orang gila. Dan setahu saya, virus Flare ini nyerang otak. Tapi waktu Winston memperlihatkan perutnya hasil cakaran si crank, kelihatan banget semacam ada makhluk yang lagi tumbuh dan bergerak-gerak di perutnya Winston. Euww.. ngeri banget!

*Crank adalah semacam manusia yang sudah terinfeksi dengan virus The Flare namun telah mencapai tahap paling akhir atau tahap paling mengerikan. Pelan-pelan manusia ini akan menjadi semacam zombie / mayat hidup akibat menjadi inang bagi virus The Flare yang awalnya cuma menyerang dan berkembang melalui otak manusia*

7. Di buku diceritakan Teresa mengkhianati Thomas dkk bersama Aris. Tapi di film, Teresa sendirian yang mengkhianati. Dan lagipula, bentuk pengkhianatannya tidak seperti itu. Teresa bekerjasama dengan Grup B (kelompok para wanita yaitu Harriet & Sonya dkk) untuk membunuh Thomas.

Aris akhirnya bertemu dengan Sonya dan Harriet

8. Di buku diceritakan mereka semua (Grup A dan Grup B) berhasil mencapai 'surga yang dijanjikan' bersama-sama. Kemudian mereka melawan suatu makhluk yang memiliki banyak bola kuning seperti bohlam. Kemudian mereka masuk ke peti-peti sambil menunggu sambaran petir gilan-gilaan berhenti menyambar yang dapat menggosongkan mereka, kemudian naik dan membajak salah satu Berg (semacam pesawat / helicopter) Wicked.

9. Di buku diceritakan Thomas sempat tertembak, lalu diangkut Berg Wicked kemudian disembuhkan dan dikembalikan lagi kepada teman-temannya di gurun Scorch. Di film diceritakan Min Ho yang malah 'berhasil' diculik salah satu Berg Wicked. Dan anehnya lagi, si Ava Paige ini sampai bela-belain ikut di Berg itu. Padahal di buku gak ada Ava Paige turun tangan sama sekali.

Ava Paige naik Berg sama Teresa di final battle

10. Di film tidak diceritakan semua ending part tersebut. Malah di ending film, terjadi battle gila-gilaan antara survival Right Arm dan kelompok Thomas dkk dengan pihak Wicked.


Ya secara keseluruhan tidak mengecewakan juga. Walaupun ceritanya banyak yang menyimpang dari novel. Banyak faktor kejutan yang dihadirkan, terutama bagian dikejar-kejar cranck itu, serem banget!

Jadi, ini dia kesimpulanku setelah nonton film ini. Apa kalian juga menemukan perbedaan-perbedaan lain antara buku dengan film The Scorch Trials? Share disini yuk! :)