Monday, September 25, 2017

Bagaimana Test CPNS Kemenkumham 2017? Ini Cerita Lengkapnya!


Senang? Haru? Bahagia?
Kalau saya sih lemas, lapar, haus, dan lega!

Ya, itulah kata-kata yang menggambarkan apa yang saya rasakan setelah ikut ujian test CPNS 2017 dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham).

Saya akan mencoba menjelaskan pelan-pelan dari awal runtutan kejadian bagaimana proses ujian Test Kemampuan Dasar (TKD) dari Kemenkumham 2017. Tapi bukan contekan soal dan jawabannya lho yaa..!

Sebenarnya ikut ujian CPNS itu antara semangat dan malas. Memang bertentangan, tapi dua kata itu beriringan banget!
Semangat : karena 'siapa sih yang gak mau jadi PNS?' Prospek kerja jadi PNS itu fix menggiurkan banget. Jadi setiap ada bukaan formasi, yaa kalau bisa ikut laah..
Males : karena disela-sela kesibukan yang segambreng, kita dituntut nyiapin berkas-berkas persyaratan yang 2x lebih ribet daripada persyaratan penerimaan karyawan baru dari perusahaan swasta. Belum lagi tanggal pendaftaran yang dibatasi, harus scan dokumen dalam bentuk PDF/JPG terus upload file gak lebih dari ukuran berapa megabyte, dan lain sebagainya. Bagi orang yang punya waktu luang agak mendingan, yaa oke lah ngurus-ngurus begituan 3 hari juga selesai. Kalau kasus saya nih, beda banget..

Jadi kebetulan saya sudah kerja di salah satu perusahaan swasta di Surabaya. Lha, ngapain daftar CPNS? Yaa.. iseng-iseng berhadiah. Iseng kalau masuk ya Alhamdulillah, kalau gak masuk yaa.. nasib. Namanya juga bersaing sama anak muda berpendidikan di seluruh Indonesia, berani mengharap apa selain keberuntungan? Hahahaa


Jadi saya akan bercerita berdasarkan opini saya pribadi, pengalaman saya sendiri, dan tanpa ada unsur paksaan atau pengaruh dari pihak manapun juga.
Ceritanya saya kebetulan memang sedikit hectic di kerjaan kantor, bertepatan dengan itu, proses bukaan pendaftaran dimulai, jadi saya harus meluangkan waktu : sempat gak sempat harus sempat dan selesai ngurus + upload berkas-berkas pendaftaran. Singkat cerita akhirnya saya sukses dan berhasil daftar. Alhamdulillah lagi, saya lolos seleksi berkas. Dan pengumuman tanggal serta lokasi test pun diumumkan. Namun yang sempat menjadi kendala adalah susahnya situs kemenkumham buat lihat lokasi dan jadwal ujian (hadehhh.. Pakai server apa sih sampai down berhari-hari gitu. ckckck)

Pada hari H, saya berangkat seorang diri ke lokasi test. Dan ternyata lokasi test ini cukup jauh dari tempat kost saya. Kebetulan saya mengambil lokasi di Surabaya, dan di Surabaya lokasinya di Politeknik Pelayaran Surabaya. Seumur-umur saya belum pernah jalan-jalan ke sekitar daerah tersebut, jadilah saya berangkat dengan berbekal Google Maps semata.

Di pengumuman yang beredar luas di internet, disebutkan bahwa peserta dilarang memarkir kendaraan di area ujian. Jadilah didepan lokasi, tempat parkir dadakan menjamur banyak. Ya saya parkir aja lah disitu. Oh ya, jadwal ujian saya itu sore jam 15.10-16.50 dan itu adalah sesi terakhir (sesi 5) dari rangkaian semingguan test seleksi CPNS Kemenkumham area Surabaya ini. Saya sampai lokasi sekitar pukul 14.00

Disana kami diarahkan untuk menitipkan tas terlebih dulu di sebuah ruangan yang telah disiapkan. Tidak boleh membawa apapun masuk kedalam ruang ujian. Tidak juga botol minum tupperware, dll. Namun air minum kemasan botol plastik masih diperbolehkan nanti sampai tahap tertentu. Barang yang diperbolehkan dibawa hanya KTP asli, dan kartu ujian. Selain itu pokoknya ditinggal bersama tas di ruangan. Bahkan, tidak boleh memakai segala jenis perhiasan termasuk anting-anting, gelang, kalung emas, dan jam tangan. Harus dilepas semua.

Tahap 1 : Setelah menitipkan tas, para peserta diminta masuk dan menunggu antrian verifikasi. Di gerbang sudah ada petugas wanita yang bertugas menggeledah badan peserta dari ujung kepala sampai ujung kaki : memastikan mereka tidak memakai perhiasan, dan barang-barang yang tidak diperlukan.
Tahap 2 : Peserta harus antri sesuai dengan urutan nomor seleksi dan antri di meja-meja verifikasi (1-12 meja). Ternyata ini adalah absensi dan mendapatkan stempel di kartu ujian peserta. Setelah verifikasi, peserta harus masuk ke tempat isolasi setelah digeledah lagi badannya secara manual tentunya. Hahaha
Tahap 3 : Semua peserta diisolasi di sebuah lokasi outdoor, tepatnya sebuah lapangan dengan beratus-ratus kursi lipat berderet, dan.. gak ngapa-ngapain. At all. Jadi saya pikir, jam 3 sore itu peserta masuk ke ruang ujian, tapi ternyata, jam 3 sore adalah waktu para peserta 'berkumpul' untuk diisolasi. Hadehh.. Saya merasa sangat useless, kehausan, lapar, gerah, dan totally doing nothing banget! Dan kalian tahu jam berapa ujian sesungguhnya dimulai? Jam 5 sore. Oh meeen..!
Tahap 4 : Peserta masuk ruang ujian secara teratur dan tertib. Disini para peserta digeledah sekali lagi dari ujung kepala sampai kaki untuk memastikan nggak-bawa-apa-apa.
Tahap 5 : Ujian. Satu ruang ujian ini muat sampai 500 orang. Dan karena test dengan menggunakan sistem CAT / komputer, tentu didalam ruangan itu ada 500 komputer yang tersedia dan digunakan khusus untuk ujian. Di meja sudah disediakan pensil buat coret-coret dan selembar kertas buram (diberikan waktu absen tadi) buat corat-coret soal hitung-hitungan.


Kalau boleh saya simpulkan dari keseluruhan proses ini :
#Good things :
  • Panitia tampak prepare banget dan tahu job masing-masing, gak ada yang gak kerja sesuai dengan job desknya masing-masing. Sehingga para peserta gak kebingungan kaya anak ayam yang lagi hilang.
  • Proses keamanan diutamakan banget. Saya ingat sampai 3x saya digeledah biar yakin gak menyelundupkan apa-apa. Hahaa.. Kalau gak pakai perhiasan sih saya pikir untuk kesetaraan aja kali ya, baju sama, biar gak ada superioritas.
  • Saya salut sama panitia yang masih sabar menghadapi dan menjelaskan secara rinci dari awal sampai akhir. Padahal kan sehari ada 5 sesi, dan berlangsung Senin-Sabtu. Hihi

#Need Improvement :
  • Proses isolasi yang lama ini membuat peserta merasa useless dan wasting time banget! Mana air minum hanya boleh yang botol plastik, dan panitia juga menyediakan air minum dalam jumlah terbatas jadilah para peserta udah pada lemes sebelum 'perang'
  • Waktu nunggu 2 jam ini begitu sia-sia karena gak ada info dari panitia untuk lokasi tempat sholat. Dan karena ujian akhirnya berlangsung jam 5 sore - 7 malem, peserta muslim jadi gak bisa sholat Ashar dan Maghrib. Padahal 2 jam nunggu seharusnya bisa buat sholat bagi yang menjalankan sholat.
  • Parkir liar. Kalian tahu sepeda motor bayar berapa? 5ribu! Yaa boleh lah memanfaatkan moment langka begini buat meraup untung. Tapi sadar gak sih orang-orang ini, bahwa yang kalian palak ini adalah orang-orang yang lagi cari kerja! Tega banget memalak jobseeker segitu banyak?! Motor aja 5rb, gak tau deh kalau mobil, pasti 10rb an lebih. Bukannya membantu tapi malah memalak. Hmm..
  • Ruang ujian semacam aula olahraga, jadi luas banget. Suara panitianya jadi bergema gak jelas dan proyektor di dinding gak begitu kelihatan + backlight karena kena cahaya matahari.
  • Waktu nunggu + ujian yang lama membuat peserta benar-benar lemas, capek, dan lapar. Mana soalnya sulit-sulit semua. Pffttt..

Setelah ujian, ada beberapa hal yang bikin saya senyum-senyum, walaupun balik kecut lagi kalau inget nilai. Hahaa.. Well, ada banyak keluarga yang cemas nungguin anak-anaknya keluar ruang ujian. Anak yang ketemu ibunya terus cium tangan, seorang ayah yang bangga dan buru-buru mendampingi anaknya waktu lihat anaknya keluar ruangan, atau ada yang minta maaf sama pacarnya karena sudah nungguin cukup lama sambil mijit-mijitin kakinya *padahal kan bukan abis olahraga lari (?), atau kaya model saya ini, keluar ruangan gak disambut siapa-siapa, jalan sendirian ke parkiran, buka Google Maps, terus udah deh, naik motor sendiri-balik sendiri *duh cek melase. haha! Atau.. ada juga yang sendirian tapi pulangnya naik ojek online *antara mandiri sama melas juga, sama kaya saya :p


Kalau dari sisi latar belakang, saya kan sempet ngobrol-ngobrol juga nih sama beberapa orang. Nah, ceritanya itu asik-asik. Ada yang baru lulus tahun kemaren, ada yang belum kerja, ada yang baru resign, ada yang lagi hamil, ada yang lagi ikut beasiswa, ada yang baru nikah seminggu terus ikut ujian ini, ada yang masih kerja honorer di kota lain, dan banyak yang ikut ujian jauh-jauh datang ke Surabaya sampai dibela-belain nginep, demi ikut ujian. Mereka datang dengan kisah masing-masing dan perjuangan masing-masing. Luar biasa kan cerita-cerita orang-orang ini.

Oh ya, waktu ujian saya ini semua orang (per sesi 500 orang) itu ceeeweeeekk semuanya lho! Wow.. Sedikit kecewa karena nggak bisa lihat pemandangan bening dari cogan-cogan yang pakai baju putih-hitam khas mau ikut ujian gitu. Hahaa.. Kayaknya sih memang dibagi, cowok-cowok ujian sendiri hari apa, cewek sendiri hari apa aja gitu. Ahh.. cantik-cantik, muda-muda, dan pintar-pintar semua nih Calon Pegawai Negeri Sipil Kemenkumham Indonesia. Semoga lolos ya girls! Amiinn.. :)







Tuesday, September 12, 2017

Sebuah Rahasia di Rumah Pinggir Kota



Ini adalah sebuah dongeng cerita pendek pertama karangan saya sendiri. Sedikit bocoran, cerita ini termasuk dalam kategori seram, jadi apabila kamu merasa masih membutuhkan dampingan seseorang saat membaca cerita ini, carilah segera. Karena saya ingatkan sekali lagi, ini bukan cerita tentang putri dan ibu peri.
Nah, mari kita mulai :)



****************************************************************



Di sebuah rumah yang terletak dipinggiran kota besar, hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, tiga orang anaknya, serta seorang Kakek. Mereka tinggal di sebuah rumah yang sedikit klasik tapi tidak terlalu kuno. Rumah ini memiliki bangunan jaman dahulu yang kokoh temboknya, catnya yang dibiarkan mengelupas termakan cuaca dan waktu, serta langit-langitnya yang tinggi. Bangunan itu dikelilingi dengan beberapa sulur-sulur tanaman merambat. Memang tidak terlalu bersih, tapi masih nyaman untuk ditinggali. 


Rumah itu juga memiliki pekarangan yang lumayan luas di bagian depannya. Namun di bagian belakang, terdapat pemakaman kecil, khusus untuk keluarga-keluarga terdekat mereka yang telah meninggal. Sebagai penutup, rumah tersebut memiliki pagar hitam tinggi di jalan masuknya, pagar ini berada jauh di depan partisi rumah.



Penghuni rumah tersebut adalah sebuah keluarga yang sangat pendiam, tertutup, serta tidak menyukai keramaian. Bahkan hal ini terjadi juga pada semua anak-anaknya. Semua dengan damai, aman, dan tenang tinggal di dalam rumah tersebut. Hingga pada suatu hari, Si Bungsu menemukan suatu zat yang berbentuk menyerupai cairan namun sedikit keras, kau bisa mengenalinya sebagai jeli atau semacam agar-agar kenyal yang ditemukan Si Bungsu di halaman belakang rumah. 



Dengan penasaran, Si Bungsu membawa benda asing tersebut masuk kedalam rumah, kemudian memasukkannya ke dalam stoples kaca dan menutupnya rapat-rapat. Karena tidak tahu benda apa itu, maka Si Bungsu membiarkan saja benda tersebut terus berada di dalam stoples.



Yang tidak diketahui Si Bungsu adalah, sebenarnya benda tersebut merupakan embrio dari sejenis spesies monster dari planet lain yang tanpa sengaja terjatuh ke bumi. Dan kebetulan, tempat jatuh benda tersebut adalah di rumah tersebut. Embrio tersebut dapat dengan mudah menyusup keluar dari stoples kaca itu dan mencari media inang agar dia bisa hidup dengan lebih beradab daripada hanya berbentuk seperti agar-agar. 


 


Benda itu terus merambat dengan cara seperti pergerakan hewan amoeba. Kemudian masuk ke sebuah celah di seluruh penjuru rumah. Hingga akhirnya dia sampai ke halaman belakang. Dituntun oleh instingnya, dia mendapati media yang dia rasa cocok untuk tempat tinggal parasitnya. Ya, tanpa pikir panjang, dia segera mengambil kesempatannya, dia masuk ke dalam tubuh (maksudku mayat) adik dari Sang Ibu, yaitu Bibi Si Bungsu yang belum lama ini meninggal dunia. Seketika tubuh Bibi terbangun dari tidurnya lalu mencari jalan keluar dari pemakamannya sendiri.


 Bibi memang tidak hidup kembali tapi dia biasa berjalan, memegang, berinteraksi, dan sebagainya. Jika kau bisa membayangkan mayat hidup atau zombie, ya kurang lebih seperti itulah dia. Sifat dari embrio parasit ini adalah pada awalnya memang membutuhkan tubuh inang untuk bertahan hidup. Bibi terus berjalan dan berjalan masuk kedalam rumah, hingga suatu ketika Si Bungsu melihatnya. Si Bungsu lalu tertegun, kemudian dengan sangat tercengang, dia memanggil.. "Bibi..." Si Bibi kemudian menoleh pelan ke arah si bungsu, dan dengan berjalan pelan, berat, serta terseret-seret, Bibi menghampiri Si Bungsu..


Si Bungsu ketakutan dan berteriak memanggil seluruh isi rumah. Semua tergopoh-gopoh datang mendengar teriakan Si Bungsu, "Bibi hidup lagi...! Bibi ada disini!"



Seminggu berselang sejak kejadian itu, seluruh anggota keluarga dirumah itu telah berubah. Keadaan menjadi sangat mencekam, dan mereka terpenjara dirumah mereka sendiri. Dalam waktu tujuh hari, parasit hijau itu telah beranak-pinak dengan cepat dan telah berhasil menciptakan monster-monster ganas serta zombie yang lainnya. Monster-monster ini telah mampu berevolusi, sehingga tidak lagi memerlukan tubuh atau inang sebagai media parasitnya. 


Monster ini berbadan ekstra besar, tingggi, dengan tubuh berlendir, dan mampu mengeluarkan semacam cairan yang mampu menginfeksi setiap manusia yang terkena cairan tersebut, dan membuatnya menjadi zombie.Keluarga tersebut terpenjara di dalam rumah, Si Bibi sebagai pemimpin monster-monster yang ada di rumah itu, memerintahkan untuk tidak membiarkan seorang pun anggota keluarga melarikan diri atau keluar rumah. Dan hasilnya, tak ada seorang pun yang bisa keluar karena tak mau terkena resiko menjadi zombie.


Namun keadaan sudah semakin memuncak dan Kakek tak tahan lagi. Dia merencanakan pelariannya. Semua anggota keluarga yang diajaknya melarikan diri menciut nyalinya dan menyatakan tidak akan ikut rencana pelarian yang penuh resiko ini. Tanpa diketahui Kakek, Si Bungsu ternyata menggebu-gebu menyetujui rencana ini. Hanya saja dia tak mengatakannya kepada Kakek. Jadilah Kakek beranggapan hanya dia seorang yang akan melarikan diri.

 Pada hari yang telah ditentukan, Sang Kakek berlari dengan kencang ke arah pagar yang terletak di depan rumah yang sangat jauh. Tanpa dia sadari, disana telah menunggu salah satu prajurit monster yang besar dan mengerikan. Melihat Kakek yang ingin melarikan diri, dia langsung menyemburkan racunnya secara membabi-buta. Sang Kakek yang mengetahui serangan pada detik terakhir ini, segera menghindar dan berkelit dengan susah payah sebisa mungkin, sesuai dengan kemampuan tubuhnya yang kurus dan ringkih itu. Namun malang, Sang Kakek terkena sedikit cairan racun tersebut dan racun tersebut dengan segera bermutasi menjadi monster lidah bertanduk ekstra besar yang menempel di tubuh Kakek. Tanpa pikir panjang, Kakek segera memotong lidah bertanduk itu dengan pisau lipat yang dibawanya untuk berjaga-jaga.



Dengan susah payah, dia menaiki dan melompati pagar, ingin segera sampai diluar rumah. Sementara monster ekstra besar itu terus mengejarnya dibelakang dan semakin dekat. Ketika tenaga Kakek hampir habis, dia akhirnya berhasil menjatuhkan diri di bagian luar pagar rumah. Dia belum bisa bangun apalagi berlari meminta pertolongan. Dia hanya bisa terengah-engah dan mengisi oksigen sebanyak-banyaknya ke paru-parunya yang sudah tua, hingga tiba-tiba dia dinaungi oleh sebuah bayangan hitam besar...
Bayangan hitam itu secara paksa dan sedikit terburu-buru manariknya berdiri, kemudian menaikkannya kebagian belakang jok sepeda kayuh! Ya, bayangan hitam itu ternyata adalah Si Bungsu. Kakek sangat terheran-heran bagaimana caranya Si Bungsu bisa lolos dan berada di luar rumah. Tapi tak ada waktu untuk berbincang-bincang sekarang, begitu Kakek aman berada di boncengan sepedanya, Si Bungsu lantas segera mengayuh sepedanya dengan tenaga maksimal yang dia paksakan.

Mereka belum berada cukup jauh dengan rumah, tapi Kakek menyarankan untuk bergantian membonceng. Si bungsu menolak, dan akhirnya Kakek berkeras untuk mendorong sepeda tersebut dengan sisa kekuatannya, membuatnya agar semakin kencang berjalan. Perasaan diburu itu tetap ada dan terus menghantui mereka sepanjang perjalanan dan kemanapun mereka pergi, sehingga mereka tak pernah berani memperlambat langkah walaupun mereka telah amat sangat kecapaian.


Mereka pergi ke kota mencari kerumunan dan keramaian, maka pergilah mereka ke pasar. Membeli sedikit makanan sebagai asupan energi sekaligus cadangan makanan. Kemudian berharap ada orang yang mau percaya cerita mereka serta menolongnya. Tapi tak pernah ada orang yang percaya dengan cerita mereka tentang monster yang datang ke bumi tersebut. 


Sampai pada akhirnya, secara tak terduga mereka bertemu dengan Paman Si Bungsu. Mereka menceritakan segalanya kepada Paman, dan dengan wajah datar tanpa ekspresi, Paman berkata bahwa dia perlu bukti untuk menolong mereka. Paman minta diantar kerumah. Kakek dan Bungsu menolak, tapi Paman tetap bersikeras, itulah syaratnya jika mereka mau paman menolong mereka. Sebenarnya dalam hati Paman, Paman sangat penasaran dengan “Bibi yang hidup lagi” dan berharap keluarganya akan utuh lagi. Cerita tentang monster, Paman anggap cuma bualan dan imajinasi Bungsu dan Kakek yang berlebihan.
Maka, berangkatlah mereka bertiga kerumah itu lagi. Sampai di depan gerbang, Kakek dan Bungsu terlalu takut untuk masuk kembali kerumah tersebut, jadi mereka memilih untuk menunggu diluar. Sedangkan Paman, dengan tidak sabarnya, malah sibuk memencet-mencet tombol bel. Kemudian dari dalam, secara tidak sengaja, dia melihat siluet Bibi yang sedang berjalan di halaman..

Tanpa pikir panjang, Paman langsung masuk dengan tergesa-gesa, tak menghiraukan panggilan, teriakan, dan cegahan dari Kakek dan Bungsu diluar. Sebelum sampai kepada Bibi, Paman telah disergap oleh monster lidah tanduk. Dan, berakhirlah hidup Paman...Kakek dan Bungsu sangat terpukul dan mereka tak ada pilihan lain selain melarikan diri, daripada resiko tertangkap lagi.



Lama hari berselang, Kakek dan Bungsu telah menyewa rumah kecil dan sederhana di pinggir kota, yang terletak sangat jauh dari rumah mereka yang dulu. Rumah kecil itu mereka tinggali berdua saja, tanpa sekalipun lagi mereka mengungkit-ungkit lagi kejadian di rumah mereka dulu. Mereka juga tak pernah mendengar kabar tentang keluarga mereka lagi...



_SELESAI_

****************************************************************



Yah begitulah hasil cerita karangan saya. Maaf kalau alurnya kurang jelas, penokohan kurang kuat, tidak adanya nama bagi para tokoh, dan kekurangan-kekurangan lainnya. Maklum baru cerita pertama (tolong jangan dikritik terlalu pedas dan sadis. haha). Maaf juga jika alur, gaya penulisan, opening story, klimaks, dan closing cerita kadang masih terasa aneh. Saya berjanji jika suatu saat sudah mendapat inspirasi cerita lagi, saya akan menulis kisah cerita lain yang (semoga) lebih baik dari segi cerita, tulisan, penokohan, alur, dan lain sebagainya. Semoga para pembaca tidak kecewa ya dengan salah satu cerita saya ini :)



"Imajinasi kita adalah batas yang sebenarnya dari apa yang bisa kita miliki di hari esok" - Dorthea Brande














Mask : Drama Korea yang Menguji Kesabaran


Sesungguhnya Korean drama ini sudah lama banget, yaitu tayang sekitar tahun 2015. Mungkin di tahun 2017 sudah banyak drama-drama Korea yang ceritanya lebih bervariasi, katakanlah Descendants of the Sun, Goblin, Weightlifting Fairy Kim Bok Joo, Strong Woman Do Bong Soon, dan lain sebagainya. Nah, kenapa saya mereview Mask? Karena ceritanya sungguh sangat kompleks. Bagi yang suka drama dengan konflik yang sangat pelik, nah cocok banget nih nonton drama ini.
Namun, begitu selesai nonton Drama Korea yang judulnya Mask ini, saya malah salah fokus sama pemain dan masalah yang bukan dari pemain utamanya! haha. Secara keseluruhan seperti yang sudah saya beritahu tadi bahwa ceritanya sangat amat kompleks. Pemain antagonisnya banyak banget, mulai dari suami istri, rentenir dan anak buahnya. Wah.. banyak banget!
Pelajaran yang saya dapatkan dari drama ini adalah dari sisi romance-nya yaitu :
Cinta yang berlebihan sampai membutakan itu tidak baik

Sebenarnya si istri melihat kerusakan dan kebobrokan suaminya, namun karena alasan terlalu cinta, si istri ini menutup mata dan telinga rapat-rapat. Bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan bersikap seolah semuanya baik-baik saja. Menutupi keburukan dan kejahatan suaminya (sampai suaminya ini bertindak kejahatan yang terlalu jauh). Si istri selalu memaafkan dan menerima kembali suaminya, bahkan menelan bulat-bulat begitu saja kebohongan-kebohongan suaminya. Sebenarnya si istri ini tahu betul bahwa dia cuma dibohongi dan dimaanfaatkan, tapi dia tetap memaafkan suaminya lagi dan lagi. OMG, what a drama!

Pasangan suami istri antagonis Min Seok Hoon dan Choi Mi Yeon
Tidak cukup sampai disitu, si istri ini juga menerima begitu saja riwayat perselingkuhan suaminya ini dengan calon adik iparnya. *Ini cerita apaan! Bener-bener doesn't make sense*
Jadi, ini istrinya yang amat sangat b*doh sampai mau-maunya dibutakan oleh cinta yang semu, atau si suami aja yang terlalu tega, dan bahagia menyiksa istrinya dengan cara seperti itu? Ya ampun.. heran deh
Yang jelas, ending cerita, si istri mati bunuh diri karena udah gak kuat lagi. Dan akhirnya si suami menyesal. Ya bisa dibilang sebuah cerita yang klasik bisa ditebak, tapi tetep aja kan, bikin gemes!
Couple protagonis bikin baper
Choi Min Woo dan Byun Ji Suk / Seo Eun Ha

Sekali lagi, cerita ini bukan cerita dari pemain utamanya. Dan bagi yang merasakan hal serupa, tolong untuk tidak meniru aksi si istri kalau sudah tidak kuat lagi. Yakinlah bahwa membalas dendam lebih baik daripada mati konyol membunuh diri sendiri *nanti malah pasanganmu yang bahagia km sudah tidak ada di dunia ini lagi. Hadeh.. Jadi tolong untuk tidak meniru aksi berpikir pendek seperti itu.
By the way salah satu alasan saya untuk memilih Mask sebagai Drama Korea yang harus saya tonton adalah karena pemain utama laki-lakinya (hyaaa.. tetep yeee..) adalah si ganteng Ju Ji Hoon yang pernah main jadi Prince Lee Shin di Drama Korea hits kala itu, Princess Hours.

The handsome Ju Ji Hoon

Jadi, apakah kalian juga pernah nonton drama penuh konflik yang menggemaskan ini?