Wednesday, August 16, 2017

Strobe Edge Live Action : Film Jepang yang tidak Sesuai Ekspektasi


Saya mau sedikit review film Jepang berjudul Strobe Edge.
Nah film ini diadaptasi dari manga Jepang yang berjudul sama. Di Jepang sendiri film ini udah rilis Bulan Maret 2015, tapi di Indonesia keluar di Bulan September 2015.
Jujur ini film Jepang yang sudah lama banget saya tunggu-tunggu. Pertama lihat trailernya di Youtube dan langsung jatuh cinta. Penasaran setengah mati sama film ini. Dan lagi, ost nya berjudul "Ai Uta" yang dinyanyiin sama Whiteeeen ini easy listening banget. Gak pernah bosen walaupun udah berkali-kali dengerin lagu ini.
Nah, saking penasarannya, saya sampai bela-belain baca manga nya dulu biar tau gimana ceritanya. Keren sih ceritanya. Makanya makin penasaran gimana jadinya kalau difilmkan. Apalagi aktor laki-laki utamanya, Sota Fukushi yang kalau pas lagi senyum atau ketawa bisa bikin lupa segalanya. Hahaa.. *lebay. Tapi serius ini si Sota Fukushi bener-bener senyumnya bikin meleleh banget.. Jadi saya penasaran sama film ini selain karena dari trailernya keren, ceritanya bagus, ost nya bagus juga, ya ditambah pemain utamanya Sota Fukushi!
Sota Fukushi

Nah, Strobe Edge ini ceritanya ada cewek bernama Kinoshita Ninako yang suka sama temen SMA nya, Ichinose Ren (Sota Fukushi). Nah, Ninako ini menyatakan cinta sama Ren, tapi ternyata si Ren udah punya pacar (Mayuka). Berawal dari situ mereka berteman dan perasaan Ninako terus tumbuh ke Ren. Lalu muncul Andou yang ternyata suka sama Ninako. Ternyata Ren dan Andou ini sahabatan, tapi ada cerita yang kurang baik waktu mereka SMP dulu (melibatkan cewek bernama Mao). Nah, tebak sendiri ya gimana endingnya. Hihii..
Salah satu opening scene Strobe Edge Live Action

Setelah nonton film ini, saya merasa kecewa.
Karena film ini benar-benar tidak sesuai ekspektasi saya di awal. Tidak sesuai trailer yang terlihat sangat menarik, dan di film ternyata ceritanya kurang powerful. Yaaa.. mirip sama manga nya sih, tapi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Akting Ninako juga kurang kuat. Gak ada penjiwaan, ekspresinya juga kurang. Entah kenapa saya malah lebih suka sama Mayuka padahal dia bukan female main role. Wahh.. di bawah ekspektasi. Belum lagi teknik editing dan penyajian gambarnya yang mengusung double visual atau layar yang terbagi dua namun menceritakan cerita yang berbeda itu dapat membuat penonton menjadi tidak fokus. Serta terkesan terburu-buru ingin menyampaikan plot cerita. Jadi, highlightnya dimana kalau begitu? Jujur saya sangat berharap sesi penceritaan dua sisi ini segera berakhir dan gambar kembali fokus pada satu cerita. Tapi diluar dugaan ternyata teknik double visual ini dihadirkan dalam rentang waktu yang cukup lama. Sorry to say tapi malah jadi terkesan seperti film RAW yang belum selesai di edit. Sayang sekali padahal manga nya bagus, ost nya keren, dan pemainnya Sota Fukushi lagi.
Ini menurut penilaian saya pribadi, jadi bagaimana menurut penilaian kalian? Sudah nonton belum? :)






0 comments:

Post a Comment

Add Coments Below :