Wednesday, February 21, 2018

Pinjamkan Buku Koleksi, Sayang Gak Sih?


Apakah kalian adalah orang yang suka baca buku? Nah, sebagian besar orang yang suka baca buku, pasti juga suka mengoleksi buku-buku. Dan karena koleksi yang makin hari tentu makin banyak, pasti ada aja dong orang-orang yang pengen meminjam koleksi buku pribadimu? Nah, kalian tergolong tipe apa nih? Apakah tipe yang "Nih, ambil aja, terserah mau balikin kapan", atau tipe yang tergolong 'pelit' meminjamkan buku koleksi ke orang?

Saya akan bercerita pengalaman saya sendiri tentang kasus pinjam-meminjam buku ini ya. Kebetulan saya adalah orang yang suka baca buku, tapi terbatas hanya novel fiksi, terutama Harry Potter dan sejenisnya saja. Hehe. Oh ya, saya mulai suka mengoleksi buku itu dari kelas 3 SMP.

Nah, bicara soal orang yang ingin meminjam koleksi saya, tentu saja ada dong. Sejujurnya saya baik-baik aja dan boleh-boleh aja kalau ada seseorang yang ingin meminjam buku koleksi saya. Kebetulan kakak saya juga menyukai Harry Potter. Dan sejauh ini, keputusan untuk membeli dan mengumpulkan semua seri novel Harry Potter itu berkat support dari kakak saya. Pernah saya baru saja membeli Harry Potter dan Orde Phoneix, buku kelima. Saya membiarkan kakak saya untuk membacanya sampai selesai terlebih dahulu, bahkan ketika saya belum membacanya sama sekali. Tapi.. kakak saya tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya 3 hari dia mampu menyelesaikannya kalau tidak salah. Luar biasaaa..! Padahal kalian tahu kan seberapa tebalnya buku ke-5 harry Potter itu? Buku yang paling tebal tidak wajar diantara semua serinya. Saya saja membutuhkan waktu sekitar seminggu untuk membacanya. Itu adalah salah satu contoh peminjaman buku saya yang baik-baik saja. Nah, tapi juga ada satu pengalaman saya yang tidak baik-baik saja tentang peminjaman buku. Dan sejak kejadian itu.. saya jadi sedikit trauma. Begini ceritanya..


Buku Harry Potter and the Half Blood Prince yang rusak

Jadi cerita bermula pada saat ada launching novel terbaru J.K Rowling yaitu Harry Potter ke-6, Half Blood Prince. Kalau tidak salah saat itu saya kelas 3 SMA? Maaf sudah sedikit lupa. Jadi saya berniat untuk menitip beli ke salah satu teman saya untuk membelikan novel tersebut. Karena first buyer bisa mendapatkan bonus totebag eksklusif Harry Potter. Gimana gak excited coba.

Nah, ketika buku tersebut sudah sampai di tangan saya, tentu saja saya senang bukan kepalang. Sudah tidak sabar untuk segera membacanya. Nah, begitu saya selesai membaca, kabar bahwa saya memiliki buku Harry Potter ke-6 itu tersebar di seluruh penjuru sekolah. Karena saya menitip belinya ke salah satu teman satu sekolah saya. Dan dulu kebetulan orang yang mau sukarela membeli novel tersebut itu tergolong langka. Karena jaman dulu harga buku tersebut masih tergolong mahal, dan uang jajan itu berapa sih, paling ya mending dibuat jajan atau beli keperluan sekolah lainnya. Tapi tidak berlaku untuk saya, saya rajin menabung demi bisa membeli semua seri novel Harry Potter.

Tidak bisa dipungkiri, antrian orang yang ingin meminjam novel saya lumayan banyak. Dan semua bisa dibilang teman dekat saya. Kan nggak enak juga kalau tidak meminjamkan, nanti dikira pelit, mentang-mentang udah beli. Nah, berawal dari pikiran itu, saya akhirnya meminjamkan novel berharga saya yang baru dibeli tersebut. Beneran, masih baru banget, baru juga saya baca sekali, dan disampul.


Isi buku sudah 'melebihi' lebar cover itu sendiri

Salah seorang peminjam pertama saya, orang yang sangat teliti, dan berhati-hati, dan dia juga sangat suka Harry Potter, cuma orang tuanya kurang merestui, jadilah dia tidak beli bukunya. Hehe. Jadi dengan hati lapang saya segera mengoper buku saya tersebut ke teman saya tersebut. Tidak sampai seminggu, buku itu kembali ke tangan saya tanpa cacat sedikitpun dan bahkan tanpa reminder dari saya untuk mengembalikan. Benar-benar pembaca yang budiman dan patut diacungi dua jempol 👍👍

Kasus berlanjut ke antrian peminjam berikutnya, nah dia adalah seorang teman dekat saya juga. Tapi orangnya ini sangat berbeda dari tipe peminjam pertama. Dengan sedikit ragu, saya meminjamkan novel berharga saya. Dan benar saja, jarak waktu pengembaliannya luar biasa lama. Hampir dua bulan lebih belum juga dikembalikan. Saya sudah me-reminder dan bahkan menagih agar segera dikembalikan dengan alasan banyak pengantri berikutnya. Padahal selain itu, saya juga ketar-ketir dengan keadaan buku saya. Huhuuu.. my precious..


Jilidan buku yang sudah total lepas mengelupas

Teman saya bilang, dia selalu lupa membawa buku tersebut ke sekolah padahal sudah selesai dibaca. Saya sih curiga bukunya hilang.. Tidaak! Dan akhirnya suatu hari teman saya mengembalikan buku tersebut kepada saya. Dan kalian tahu apa yang terjadi dengan keadaan bukunya?

Buku tersebut terlihat sangat hancur dan acak-acakan. Jilid bukunya sudah terlepas dengan sempurna antara buku dan covernya. Selain itu, kertas bukunya juga sudah berwarna kuning-kuning kumal, dan banyak lipatan di beberapa halaman. Jelas sekali teman saya tidak memiliki bookmark sama sekali.


Kondisi jilidan di dalam buku

Saya ingin berteriak sekencang-kencangnya, dan menangis sejadi-jadinya. Biar bagaimanapun, itu buku baru saya, koleksi berharga saya. Bahkan buku tersebut belum sempat saya sayang-sayang, saya peluk-peluk. Huaa... buku baru saya rusak parah!!

Ketika saya menanyakan keadaan buku saya yang rusak tersebut kepada teman saya, dengan santai dia hanya menjawab bahwa ketika dia terima buku tersebut di awal, keadaannya sudah seperti itu. Lagian dia juga sudah lupa kena apa saja selama dia bawa karena udah terlalu lama juga dia membawanya. Tidaaakkk!! Dengan seenaknya sendiri dia menjawab seperti itu. Padahal saya tahu betul, dan ingat sekali bagaimana keadaan buku saya ketika pertama meminjamkan kepadanya.
Cover buku setelah Saya rekatkan kembali menggunakan lem #SEDIH

Berawal dari sanalah, trauma saya tercipta. Ya, trauma untuk meminjamkan buku koleksi saya kepada orang lain. Maka dari itu, saya cenderung untuk 'menyembunyikan' koleksi buku-buku baru saya. Kalaupun ketahuan punya, saya selalu beralasan bahwa saya belum selesai membaca atau bukunya ada di rumah, atau masih dipinjam orang lain. Ya, alasan yang klise memang, tapi mau bagaimana lagi. Tapi kebiasaan buruk untuk 'menyembunyikan' ini pelan-pelan sudah saya hindari. Saya sudah membuat satu akun khusus untuk mereview buku-buku yang sudah saya baca, dan mempublishnya secara umum. Kebetulan juga, sebagian besar buku tersebut adalah koleksi saya pribadi. Bisa cek di Instagram @read.thebooks 

Sampai saat tulisan ini dibuat, buku saya yang rusak itu tetap saya simpan. Dan masih dalam keadaan seperti itu, karena susah sekali memperbaikinya. Sempat berpikir berkali-kali untuk membeli buku yang baru dengan judul yang sama, tapi saya masih ragu. Apakah itu perlu? Toh saya sudah punya, dan walaupun rusak parah, masih bisa dibaca. Tapi sebagai kolektor buku, seharusnya saya memiliki buku yang masih layak dan tidak rusak parah seperti itu. Ya kita lihat nanti saja ya.

Tapi bukan berarti saya tidak pernah lagi meminjamkan buku saya lagi kepada siapapun. Setidaknya, sebelum meminjamkan, saya selalu melakukan evaluasi ulang terhadap orang tersebut. Apakah dia layak mendapatkan buku saya. Haha. Nggak, lebih kepada tipe apa orang tersebut. Karena tipe tertentu juga akan berhati-hati terhadap buku, bahkan jika itu bukan buku miliknya sendiri.


Buku Harry Potter and the Half Blood Prince yang rusak parah :'(

Akibatnya, saya juga jarang meminjam buku kepada orang lain. Bila benar-benar ingin, saya cenderung membeli sendiri atau meminjam di perpustakaan. Nah, cara ini lebih aman karena ada due date-nya pengembaliannya. Saya cukup sering meminjam buku ke perpustakaan atau ke rental buku. Kalau meminjam komik saya biasanya ke rental buku. Dan walaupun buku rental, saya juga selalu menjaga kondisi komik-komik pinjaman saya. Saya selalu menggunakan bookmark, tidak pernah menekuk halaman buku apalagi dalam keadaan terbuka kemudian menelungkupkannya untuk menandai halaman. Jangan!

Saran saya sebagai pemilik buku, teliti dan evaluasilah benar-benar tipe orang yang ingin meminjam bukumu. Jangan sampai menyerahkan buku berhargamu kepada orang yang salah, karena bisa jadi dia malah merusaknya. Nah, saran saya sebagai sudut pandang peminjam, usahakan untuk menjaga baik-baik buku pinjamanmu dan kembalikan segera setelah selesai dibaca. Walaupun itu bukan bukumu, tapi kamu bertanggung jawab sebagai peminjamnya. Minimalkan meminjam kepada orang lain, pinjamlah ke perpustakaan bila memungkinkan. Semangat membaca itu bagus, tapi alangkah lebih baik bila tidak merugikan orang lain bukan? 








0 comments:

Post a Comment

Add Coments Below :